Kandungan Nutrisi dan Manfaatnya
Keju mengandung kalsium, protein, dan fosfor dalam jumlah banyak karena keju merupakan konsentrat dari susu.
- Kandungan
protein dalam 100 gr keju jenis cottage mampu mencukupi kebutuhan
harian sebesar 25%. Profil asam aminonya juga lengkap termasuk
jenis BCAAs (isoleucine, leucine, dan valine) sehingga berperan
dalam sintesis protein untuk pembangun jaringan otot, metabolisme
sel-sel tubuh, dan tulang.
- Kaya riboflavin yang bermanfaat membantu metabolisme karbohidrat dan menjaga kesehatan membran mukosa.
- Kaya
vitamin B12 dan asam folat dalam keju yang bermanfaat membantu
sintesa DNA, pematangan sel-sel darah merah, dan menjaga fungsi
syaraf.
- Kaya vitamin B6 yang membantu metabolisme asam amino dan lemak, menjaga sistem syaraf dan kesehatan kulit.
- Kaya
vitamin A yang penting bagi indra penglihatan, kesehatan kulit,
jaringan permukaan, dan perlindungan terhadap infeksi.
- Kaya selenium yang penting untuk sintesa suatu enzim antioksidan.
- Kaya
fosfor yang bermanfaat sebagai pembentuk ATP untuk produksi
energi, pembentuk tulang dan gigi, dan keseimbangan asam basa.
- Kaya
kalsium yang penting untuk pembentukan tulang dan gigi, pembekuan
darah pada luka, menjaga fungsi syaraf, otot, dan irama jantung.
- Beberapa studi juga membuktikan jika konsumsi keju dapat mencegah kerusakan gigi.
- Keju juga mengandung tryptophan, sejenis asam amino yang mampu meredakan stress dan membantu tidur.
- Kandungan kalori dan karbohidratnya juga sangat rendah sehingga cocok sebagai makanan diet.
Namun keju juga kaya akan lemak jenuh yang tidak sehat bagi tubuh.
Apakah lemak jenuh keju ini meningkatkan resiko penyakit jantung masih
belum terbukti, bahkan pada para konsumen keju terbanyak di Perancis dan
Yunani sekalipun. Diyakini kebiasaan minum anggur merah oleh warga
Perancis-lah yang menjadi faktor penetralisir kelebihan kalori dan
mengurangi resiko penyakit kardiovaskular. Disarankan untuk membatasi
konsumsi keju sebanyak 57 gr seminggu. Atau pilihlah jenis keju yang
rendah/ bebas lemak atau keju kedelai atau almond.
|
Jenis-jenis Keju
Keju dibedakan dalam beberapa kategori yang terdiri atas : umur,
tekstur, metode pembuatan, kandungan lemak, jenis susu, dan asal
negara/ daerah pembuatan. Namun pembagian tersebut tidak mutlak karena
beragamnya jenis keju.
Menurut ahli makanan Barbara Ensrud, keju dibagi atas : keju segar (fresh); keju whey; keju pasta filata; keju semi-lunak; keju semi-keras; keju keras/ tua; keju krim; keju setengah matang; keju blue vein (berjamur); keju susu sapi, kambing, atau domba; keju berbau kuat; dan keju siap olah.
Yang tergolong keju segar, whey, dan stretched curd diantaranya :
- Keju
cottage, yaitu keju segar tanpa bahan tambahan yang mudah basi,
harus disimpan dalam lemari pendingin. Keju cottage merupakan keju
terbaik dalam hal nilai nutrisinya. Tinggi protein kasein, rendah
karbohidrat dan lemak (hanya 5%). Cocok untuk salad buah dan
sayuran.
- Mozzarella, keju lunak Italia yang aslinya
berasal dari susu kerbau liar. Mengandung 22% lemak dan bersifat
spesifik langsung meleleh ketika dipanggang. Cocok untuk topping
pizza atau campuran fritata.
- Ricotta, keju lunak Italia
bertekstur sangat rapuh dari whey susu sapi. Mengandung 13% lemak.
Berkombinasi rasa gurih dan lezat beraroma harum. Cocok untuk aneka
masakan pasta seperti lasagna dan spaghetti.
Keju yang digolongkan berdasarkan teksturnya diantaranya adalah :
- Edam,
keju Belanda populer bertekstur keras dan beraroma mirip kacang.
Kemasannya terbungkus lapisan sejenis lilin berwarna merah.
Mengandung 28% lemak. Cocok untuk campuran kue kering (cookies) atau taburan hidangan panggang.
- Parmesan,
keju bertekstur keras dari Parma, Italia berbentuk silinder warna
kuning muda. Beraroma tajam karena proses pemeraman yang lama
(14-48 bulan). Cocok sebagai keju parut, taburan pizza, sup maupun
aneka pasta. Kandungan lemak 26%.
- Cheddar, keju
Inggris paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Rasanya lezat
dengan aroma tidak terlalu tajam. Cocok untuk masakan apa saja
seperti casseroles, sup, isi sandwich dan salad. Mengandung lemak
33% dengan masa pemeraman 9-24 bulan.
- Emmenthal, keju
keras Swiss yang cukup populer. Jika dipotong akan terlihat
lubang-lubang yang terbentuk selama proses fermentasi. Banyak disuka
karena lembut dan kaya aroma. Cocok sebagai table cheese dimakan dengan anggur merah.
Keju yang masuk kategori blue-vein atau berdasarkan umur keju diantaranya adalah :
- Camembert,
keju lunak Perancis dari susu sapi yang diperam dengan jamur
selama 3 minggu. Sangat lembut dan creamy dengan warna kuning
pucat. Mengandung 24% lemak. Bisa langsung dimakan dengan roti,
daging, atau red wine. Juga sebagai table cheese dan campuran omelette, isi souffle, pancake atau apple pie.
- Brie,
keju lunak Perancis dari susu sapi yang diperam minimal 1 minggu.
Kulit luar berwarna kuning pucat, sedikit abu-abu karena lapisan
jamur, dengan bagian dalam lembut meleleh. Lapisan jamurnya dapat
dimakan (tidak untuk dibuang). Aromanya tajam dan kandungan
lemaknya 28%. Cocok untuk salad, dan dimakan dengan buah olive atau
pickle.
Sedangkan keju berdasarkan kandungan/ isi,
contohnya adalah Cream Cheese yaitu keju lunak berasa sedikit asam dari
susu sapi yang diperkaya dengan cream. Cream cheese mengandung 45%
lemak, double cream cheese 60% lemak, dan triple cream cheese 75%
lemak. Keju ini cocok sebagai hidangan penutup, misalnya cheese cake,
pengisi pie, atau dimakan bersama buah-buahan.
Keju siap olah (processed cheese) terbuat dari keju
tradisional dan garam pengemulsi, kadang ditambah susu, garam, bahan
pengawet, dan pewarna makanan. Keju ini tergolong murah dan dapat
mencair dengan lembut. Biasa dijual dalam kemasan utuh atau lapisan dan
kemasan botol semprot.
Tersedia juga jenis keju kedelai (soy cheese) dan keju almond (almond cheese) yang dikonsumsi karena diet, vegetarian, penderita lactosa intolerance atau
alergi susu hewani, atau penderita saluran pencernaan. Keju kedelai
sangat rendah lemak (8%), bebas kolesterol, sumber protein kedelai dan
isoflavone. Namun beberapa merek keju kedelai tidak sepenuhnya bebas
kandungan hewani karena ada yang mengandung kasein. Keju kedelai tidak
terlalu berbau khas keju kecuali ketika sedang dimasak/ dicairkan. | |